Jakarta – PilarMediaNusantara.com – Seorang wanita berbaju alat pelindung diri (APD) hazmat disebut ‘menjual’ surat bebas COVID-19 di bus viral. Perekam video, Khoironi, pun mengungkapkan cerita di balik video viral itu.
Awalnya, Khoironi mengatakan peristiwa itu terjadi di bus di daerah Bungo, Jambi, yang mengarah ke Jakarta. Kemudian, bus saat itu berhenti tiba-tiba di kawasan Lampung karena ada pengecekan petugas.
“Saya awalnya kan mau pergi ke Jakarta. Saya naik bus itu dari daerah Bungo tujuan ke Jakarta. Lalu, ketika di kawasan Lampung Km 33, saat mau arah ke penyeberangan jalur laut, bus itu diberhentikan karena ada pengecekan petugas,” kata Khoironi
“Ternyata di situ kami, semua penumpang, diturunkan, lalu diminta swab antigen. Ketika penumpang di-swab, tak berapa lama hasil suratnya itu harus dibayar. Makanya saya curiga dan saya rekam,” imbuhnya.
Khoironi mengatakan penumpang bus saat itu dipaksa membayar saat swab, bahkan KTP penumpang diancam akan ditahan jika tidak membayar. Dia pun mengaku curiga saat itu kenapa di pos penyekatan tidak ada aparat yang berjaga.
“Kalau nggak bayar, katanya surat hasil swab tidak diberikan, KTP tidak dikasih. Namanya kita ini penumpang, yang saat itu mau berangkat ke Jakarta, dan kita juga mau tidak mau lantaran katanya sudah jadi aturan,” sebutnya
“Tetapi yang saya merasa curiga, kenapa saat ada penyekatan untuk pemeriksaan lalu kemudian disuruh swab di tempat. Tidak ada terlihat petugas TNI-polisi yang ada itu pos pemeriksaan. Ini malah pemeriksaan ini dari klinik,” lanjutnya
Khoironi mengaku juga membawa sertifikat vaksin. Namun, karena tidak sempat melakukan tes Corona, Khoironi mau tidak mau menjalani swab antigen seperti yang diceritakan sebelumnya.
Lebih lanjut, Khoironi menyebut bukan hanya penumpang bus yang ditumpanginya yang menjalani tes swab antigen. Ada beberapa penumpang mobil pribadi dan bus lainnya yang juga menjalani tes antigen.
“Saat itu, yang saya tahu, ada mobil pribadi juga yang diberhentikan untuk ikut di-swab antigen. Kemudian ada bus yang lain juga, termasuk bus yang saya tumpangi itu. Rata-rata semua penumpang di dalam bus di-swab antigen dan biaya yang diminta, yaitu Rp 90 ribu per orang,” terang Khoironi.
“Anggota yang lakukan kegiatan ini saya lihat tidak ada TNI-nya, juga tidak ada polisinya. Mereka itu kalau nggak salah dari klinik. Semua jumlahnya ada 8 sampai 10 orang dan berpakaian APD lengkap,” sambung dia.
Saat itu Khoironi mengaku sempat bertanya kepada petugas yang melakukan swab antigen itu mengenai biaya yang diminta kepada penumpang untuk apa. Namun petugas tak mampu menjawabnya.
“Saya saat itu hanya berpikir saja, karena kita ini penumpang dan kita butuh itu. Tetapi saat ditanyai uang yang dimintai itu buat apa, mereka tak bisa jawab. Ya sudah, inisiatif saya rekam saja. Dalam pikiran saya, pas saya pulang akan saya post video itu biar tahu agar dapat dipertanyakan apakah itu benar atau tidaknya. Karena saat itu kita kan mau tidak mau, ingin menuju ke tempat tujuan, jadi ya ngikut aja,” papar Khoironi.
Khoironi mengaku juga telah dihubungi pihak kepolisian, baik dari Jambi, Padang, maupun dari Mabes Polri, untuk dimintai keterangan. Dia juga memenuhi permintaan polisi.
“Ya bapak-bapak polisi itu menghubungi karena ingin minta kejelasan saja. Saya kan sudah di-interview juga, dan saya sudah jawab apa adanya. Polisi itu hubungi saya karena saya juga tunjuki KTP saya saat itu, di video. Sampai video ini viral alhamdulillah tidak ada yang aneh-aneh juga ke saya. Saya cuma ingin tahu saja, apakah surat swab itu benar atau tidak,” tutur Khoironi.
Diketahui, polisi tengah menyelidiki video viral wanita ber-hazmat menjual surat bebas COVID-19 ilegal. Polisi meminta keterangan dari seorang warga Jambi yang menjadi penumpang bus itu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Kaswandi Irwan mengatakan peristiwa di video viral itu terjadi pada Jumat (23/7). Saat itu ada warga Jambi yang menjadi penumpang bus ketika hendak menuju Jakarta.
“Warga Jambi itu hendak menuju Jakarta dengan menggunakan bus antarprovinsi. Tapi itu bukan bus dari Jambi, melainkan dari daerah lain yang melintasi Jambi menuju Jakarta,” kata Kombes Kaswandi Irwan
(sumber : detikNews)