Jurnal Pilar | LPG Mahal dan Langkah. PKT Kota Bima “Gedor “Pertamina Dan SPBE
Bima, Pilarmedianusantara.com – PKT Kota gelar demonstrasi di sejumlah titik pada Kamis 21/03/2024. Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 wita dengan massa mencapai puluhan orang. Alasan dilakukannya aksi ini adalah respon terhadap lonjakan harga elpiji yang mencapai Rp. 25.000 sampai Rp. 50.000 serta terjadinya kelangkaan barang tersebut. Ketua PKT Kota Bima, Amiruddin memastikan bahwa pihaknya akan melakukan aksi hingga berjilid-jilid jika harga jual elpiji terus meroket.
Titik awal demonstrasi yakni Pertamina Depo Bima. Dengan orasi yang fasih dan bergilir, massa aksi menuntut pertanggungjawaban perusahaan plat merah tersebut terhadap minimnya pengawasan pada tingkat agen hingga pangkalan. Akibat dari kealpaan pengawasan Pertamina Depo Bima ini, rakyat semakit terdesak hingga tidak bisa melakukan aktivitas konsumtif saat bulan ramadhan ini.
“Hari ini, kondisi objektif rakyat tidak bisa melakukan aktivitas konsumtif (misalnya masak-memasak untuk kebutuhan sahur dan berbuka) karena ketiadaan elpiji, jadi kami hadir atas kepentingan penderitaan rakyat” Papar Sekertaris PKT Kota Bima, Dheno.
Berdasarkan pantauan Pilar Medya Nusantara Com.Id, harga yang dasar yang dijual oleh pertamina kepada agen adalah Rp. 12.753, hal ini diungkap oleh seorang demonstran senior yakni Taufan dalam orasinya dan tidak dibantah oleh Pihak Pertamina Depo Bima. Namun harga tersebut tidak sejalan dengan standar penjualan yang tinggi oleh pangkalan kepada masyarakat yang jauh diatas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah senilai Rp. 18.000. Hal ini bisa terjadi disinyalir karena permainan ditingkat agen hingga pangkalan dan oleh sebab itu massa menuntut agar semua Pertamina segera menindak atau mencabut ijin Agen dan Pangkalan yang dikategorikan ‘nakal’.
Lebih lanjut, usai ‘menggoyang’ Pertamina Depo Bima, massa melanjutkan aksinya di SPBE yang berkedudukan di lingkungan Ni’u Kelurahan Dara. Adapun tuntutan massa aksi meliputi permintaan data pengisian tabung gas elpiji dari orderan Agen pada Pertamina hingga mitigasi terhadap pihak yang melakukan kecurangan. Namun Manager SPBE yang mewakili instansinya mengelak dari permintaan massa aksi, sehingga memicu emosi sejumlah personil PKT. Ketika semakin didesak oleh korlap Imam Plur, akhirnya pihak SPBE pun memberikan data pengisian tabung elpiji yang dibutuhkan massa aksi.
“Data ini akan kami sandingkan dengan data dari Pertamina hingga Agen, sehingga nantinya kami dapat menganalisa pihak mana yang bertanggung jawab atas meroketnya harga tabung gas elpiji 3 Kg ini” Timpal Sekjen PKT Dheno.
Usai ‘menghajar’ SPBE, massa aksi melanjutkan demonstran ke kantor DPRD Kota Bima dan Koperindag. Karena kantor wakil rakyat Kota Bima dalam keadaan kosong, akhirnya terpaksa massa aksi menyegelnya.