Jurnal Pilar | Edi Mursid
Trenggalek, Pilarmedianusantara.com – Meskipun belum ada penunjukan untuk pelaksanaan program prioritas Presiden Prabowo Subianto Makan Siang Bergizi Gratis (MBG), Kabupaten Trenggalek terus melakukan uji coba untuk mendukung program pemerintah pusat itu. Kali ini MBG tersebut di uji cobakan untuk sekolah luar biasa.
Setelah sebelumnya uji coba MBG itu dilakukan di tingkat SD dan SMP, kini giliran di uji cobakan di tingkat SLB, sesuai arahan Bupati Trenggalek. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam kesempatan sebelumnya juga menginginkan uji coba MBG ini juga dilakukan di tingkat SMA. Meskipun kewenangannya tikatan sekolah ini ada di pemerintah provinsi. Harapannya bila nanti sudah diberlakukan, garis besar pelaksanaan MBG ini sudah pahami karena uji coba sudah dilakukan di semua tingkatan sekolah.
Untuk tingkatan Sekolah Luar Biasa (SLB) sendiri di Trenggalek, uji coba dilakukan di SLB Kemala Bayangkari. Di sekolah ini terdapat kurang lebih 180 siswa, yang kesemuanya berkebutuhan khusus.
Melaunching MBG di tingkat SLB, Wakil Bupati Trenggalek, Syah Mohamad Natanegara menuturkan “alhamdulillah hari ini kita bisa melakukan launching uji coba makanan bergizi gratis di SLB Kemala Bayangkari Trenggalek. Di sini ada SD, SMP dan SMA dengan jumlah siswa sebesar kurang lebih 180 anak-anak istimewa kita,” terang wakil kepala daerah itu saat bersama Kapolres Trenggalek, AKBP Indra Ranu Dikarta, Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, Sekda Trenggalek Edy Soepriyanto dan segenap OPD terkait.
Dan hari ini, sambung Mas Syah “kita telah melaksanakan uji coba untuk beberapa hari kedepan. Mohon doanya, atas restu semuanya semoga ini bisa berjalan dengan lancar. Kemudian akan tetap kita evaluasi, bagaimana MBG ini bisa membawa manfaat tidak hanya untuk anak-anak kita, tapi juga untuk perekonomian yang ada di Kabupaten Trenggalek,” imbuhnya, Senin (24/2/2025).
Ditanya apakah menu MBG untuk anak berkebutuhan khusus ini ada perbedaan dengan sekolah yang lain, Mas Syah menegaskan bawasannya tidak ada perbedaan. Karena MBG ini ada menu standart yang ditetapkan, utamanya standart gizi yang dipenuhi.
“Harus ada nasi, sayur, lauk pauk, buah dan sebagainya yang memenuhi standart minimal yang dibutuhkan oleh anak-anak kita,” jelasnya.
Totalnya, imbuh wakil kepala daerah itu “ada sekitar 180 an porsi, yang dimasak oleh ibu-ibu Bayangkari. Sehingga ini ada satu pemberdayaan juga untuk masyarakat Trenggalek,” tegas Mas Syah
Saat ini uji coba MBG di Kabupaten Trenggalek sudah dilakukan di 4 sekolah. Yang pertama di SDN 2 Sumbergedong, kemudian 2 SMP di Kecamatan Suruh dan yang ke empat SLB Kemala Bayangkari ini.
Pemkab Trenggalek bertekad untuk terus melakukan uji coba MBG di sekolah sekolah lain bila anggaran yang versumber dari BAZNAS itu memungkinkan. (mur)