“Starling: Evolusi Kopi Keliling di Bekasi, dari Sepeda Tradisional hingga Sepeda Listrik”

Bekasi, pilarmedianusantara.com- Di Bekasi, fenomena penjual kopi keliling yang dikenal sebagai “Starling” (singkatan dari Starbucks Keliling) telah mengalami transformasi signifikan. Awalnya, para penjual ini menggunakan sepeda biasa yang dimodifikasi dengan termos air panas, kotak es, dan berbagai perlengkapan untuk menyajikan kopi instan. Mereka berkeliling menawarkan minuman di trotoar, taman, dan lokasi konstruksi, melayani berbagai kalangan masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, konsep kopi keliling ini berkembang dengan hadirnya “Starling modern” yang menggunakan sepeda listrik. Para penjual ini bekerja sama dengan merek kopi tertentu, menjajakan kopi kekinian ala kafe dengan harga terjangkau. Mereka tidak perlu modal awal, karena sepeda listrik dan perlengkapan disediakan oleh pihak perusahaan, dengan sistem bagi hasil dari setiap gelas kopi yang terjual.

Inovasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan para penjual, tetapi juga memberikan pilihan baru bagi konsumen yang ingin menikmati kopi berkualitas dengan harga bersahabat. Di Bekasi, fenomena ini semakin populer, dengan semakin banyaknya penjual kopi keliling yang mengadopsi model bisnis ini.

Penghasilan penjual kopi keliling atau “Starling” di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi, jam kerja, dan model bisnis yang diterapkan. Berikut beberapa informasi mengenai pendapatan mereka:

  • Pendapatan Harian: Beberapa penjual kopi keliling dibekasu melaporkan penghasilan harian antara Rp100.000 hingga Rp150.000.
  • Model Bisnis “Starling Ala Kafe”: Penjual kopi keliling yang bekerja sama dengan merek tertentu dan menggunakan sepeda listrik dapat menerima gaji pokok bulanan sekitar Rp2.000.000, ditambah bonus mingguan sebesar Rp500.000. Dengan demikian, total pendapatan bulanan bisa mencapai lebih dari Rp4.000.000.
  • Pendapatan Lebih Tinggi: Beberapa penjual kopi keliling melaporkan penghasilan harian yang lebih tinggi, mencapai Rp400.000 hingga Rp800.000, tergantung pada lokasi dan jumlah pelanggan.

Namun, tidak semua penjual menikmati pendapatan yang tinggi. Misalnya, Abdul Azis, seorang penjual kopi keliling di bekasi, hanya memperoleh sekitar Rp50.000 per hari.

Faktor-faktor seperti lokasi penjualan, jam operasional, jenis produk yang ditawarkan, dan model bisnis sangat mempengaruhi pendapatan penjual kopi keliling.

About Author